Pencarian

>

TAHUN BARU SEBAGAI MOMENTUM MUHASABAH MEWUJUDKAN MASYARAKAT MODERAT

TAHUN BARU SEBAGAI MOMENTUM MUHASABAH MEWUJUDKAN MASYARAKAT MODERAT

Oleh : H. SAEFUL MALIK, S.Ag, M.Pd.I


اِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وًنَسْتَعِنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَلِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ ﷲُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِىَ لَهُ ،

أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه 

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

 أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللّٰهَ ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ( ال عمران : ١۰٢)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا ﷲَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ ﷲَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (النساء : ١)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا .  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللّٰهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ( الاحزاب : ٧۰ – ٧١)


Hadirin Jamaah Jumat Hadaniyallahu wa iyyakum ajmaiin. 

Puji Syukur kita sanjungkan ke Hadlirat Allah SWT Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memperkenankan kita dapat melangkahkan kaki kita ke  tempat yang Mulia yang penuh dengan keberkahan ini, untuk melaksanakan salah satu kewajiban kita Shalat Jumat berjamaah. Semoga apa yang kita kerjakan dicatat oleh Allah SWT sebagai amal shalih yang akan kita petik di Yaumil Qiyamah nanti.

Shalawat serta salam semoga tercurah limpah pada Jungjungan kita Ustadznya sekalian Manusia yakni Nabi Muhammad SAW, juga kepada Para Keluarga, sahabat serta umatnya hingga hari akhir, termasuk kita selaku umatnya yang senantiasa berusaha mengamalkan setiap ajarannya.

Selanjutnya, Khatib berwasiat kepada diri pribadi dan kepada Jamaah sekalian, mari bersama-sama untuk terus menerus meningkatkan Qualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan terus menerus melaksanakan Apa yang telah diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangNya.


Hadirin Jamaah Jumat Rahimani wa Rahimakumullah

Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, saat ini kita tengah berada pada awal Tahun 2024.  Yang mana setiap perpindahan waktu hendaknya menjadi momentum bagi kita untuk bermuhasabah, mengevaluasi diri terhadap apa yang telah kita lakukan di masa lalu dan membuat perencanaan amal yang akan kita lakukan di masa yang akan datang. Apakah kita sudah menjalankan tugas kita sebagai manusia yang diamanahi sebagai Khalifah fil Ardh untuk dapat mengatur dan mengelola segala aspek kehidupan yang beragam guna mewujudkan kehidupan yang tenang, rukun, makmur dan sejahtera.


Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia

Sebagaimana kita fahami bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya akan budaya  dan kearifan lokal, hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa bangsa Indonesia  memiliki lebih dari 300 ethnis atau suku bangsa. Kedatangan Islam yang lahir di Jazirah Arabia ke wilayah nusantara, yang kemudian dianut oleh sebagian besar penduduknya, tidak secara total menghilangkan kultur atau budaya lokal. Budaya lokal yang diyakini sarat dengan kearifan lokal kemudian diadopsi atau diakomodir oleh umat Islam yang mendiami kawasan ini. Itulah yang menyebabkan Islam Indonesia memiliki corak yang tidak sama  dengan Islam yang dipraktekkan di Jazirah Arab pada masa Nabi Muhammad SAW, bahkan Islam yang dipraktekkan oleh Muslim Indonesia yang tinggal di daerah tertentu bisa berbeda dengan Islam yang dipraktekkan oleh Muslim di daerah lain, meskipun secara keseluruhan menampilkan wajah yang sama yakni Islam inklusif yang akomodatif terhadap budaya dan kearifan local tanpa meninggalkan landasan utama ajaran Islam seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai bangsa dan negara yang penduduknya berasal dari banyak budaya dan agama, Indonesia tidak mungkin bisa melepaskan diri atau lari dari kenyataan ini berikut segala potensi yang bisa timbul dari padanya. 


Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Mengingat keragaman bisa menjadi aset atau berkah yang amat berharga, akan tetapi  sekaligus bisa juga menjadi bencana, maka yang mesti dilakukan oleh bangsa ini adalah bagaimana mengelola keragaman ini sehingga ia bisa menjadi kekuatan yang positif bagi kehidupan bersama. Salah satu modal dasar untuk bisa mengelola keragaman dengan baik adalah kerelaan untuk menerima keragaman yang dimiliki oleh bangsa ini sebagai anugerah atau kehendak Allah SWT Dzat yang Maha Kuasa. Sebab dengan adanya kerelaan menerima perbedaan maka diharapkan akan muncul toleransi terhadap perbedaan. Dalam kehidupan beragama, seseorang atau sekelompok orang bisa disebut toleran bila dia atau mereka bisa menghormati hak-hak orang lain untuk memeluk keyakinan agama yang berbeda. 

Di samping itu juga untuk menjadikan perbedaan itu menjadi berkah, maka setiap komponen bangsa ini harus memiliki sifat tawasuth  atau moderat, sikap berimbang berada di tengah-tengah. Dengan pilihan jalan tengah atau moderat ini diharapkan kita akan mampu menampilkan diri sebagai seorang muslim yang wajar dan bersikap bijak. Tidak ekstrim dan tidak berlebihan (ghuluw) dalam mengaktualisasikan dan melaksanakan praktik-praktik ajaran Islam dalam kehidupan sosial kita sehari-hari.

Allah SWT berfirman :

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qashash : 77)”


Dari Ayat ini kita dapat memahami bahwa Islam benar-benar mengajarkan kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita bersikap dalam menghadapi dua faham yang sangat ekstrim yang berkembang di dalam kehidupan manusia. Antara faham materialisme (serba materi) dan faham spiritualisme (serba ukhrawi). Kita diperintahkan untuk menempuh jalan tengah (moderat) dengan berusaha meraih kemuliaan hidup di negeri akherat namun tetap harus berusaha untuk mendapatkan kemuliaan hidup di dunia. Sebab, jika tidak  menempuh jalan ini kita pasti akan mengalami kehidupan yang tidak wajar sehingga bisa menimbulkan kesulitan dan kesengsaraan baik secera pribadi, keluarga maupun orang lain.

Karenanya kita harus berbaur dan menyatu dengan sesama umat manusia dalam bentuk kerja sama, tolong menolong, saling menghormati, saling menyayangi dan saling bertoleransi antar sesama umat manusia. Karena tidak ada seorangpun yang bisa hidup dengan baik dan muliya tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Jika kita mampu melakukan hal demikian maka dapat dikatakan bahwa Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin) tidak hanya menyuruh untuk dapat membina hubungan yang baik dengan sesama umat Islam saja. Tetapi juga membina hubungan baik dengan sesama umat manusia pada umumnya walaupun berbeda keyakinan dan agamanya.


Hadirin Jamaah Jumat rahimakumullah 

Namun perlu ditegaskan dan difahami bahwa menghormati dan bertoleransi perbedaan keyakinan dan agama bukan berarti kita mengakui kebenaran agama dan keyakinan mereka, walaupun kita juga harus mengakui keberadaan agama dan keyakinan mereka dalam realita kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sikap toleransi juga bukan berarti kita mengkompromikan dan mencampuradukkan beberapa ajaran agama yang berbeda menjadi ajaran bersama atau singkretisme dalam praktek ritual keagamaan dan keyakinan bersama. Tentu hal ini sangat tidak dibenarkan dengan dalih dan alasan apapun. Bahkan secara tegas praktek toleransi seperti ini harus kita tolak karena telah melenceng dari prinsip-prinsip toleransi itu sendiri.

Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya.

لَكُمۡ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (QS. Al Kaafiruun : 6)


Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah

Dengan pemahaman dan sikap moderasi yang dapat kita demonstrasikan sebagai seorang muslim ditengah-tengah kehidupan sosial kemasyarakatan itu, maka berarti kita telah mampu mengaktualisasikan dan menampilkan diri kita sebagai seorang muslim moderat. Yaitu membawa kedamaian, pencerahan dan rahmat bagi alam semesta atau rahmatan lil’alamin.


بَارَكَ الله ُ لِى وَلَكُمْ فِي اْلقُرْاَنِ اْلعَظِيمِ  وَنَفَعَنِى وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِاْلحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَهُ هُوَالسَّمِيْعُ اْلعَلِيْمِ 


KHUTBAH KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَيُّهاَ الّنَاس, اتَّقُوا اللهَ, اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ تعالى: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ . رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْن . رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.