HAJI MABRUR ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN
Oleh: Abu Cecen A. Khusaeri
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْحَجَّ اَشْهُرًا مَعْلُوْمَاتٍ وَخَتَمَهَا بِعَشْرِ ذِيْ الْحِجَّةِ وَفَضَّلَهَا بِيَوْمِ عَرَفَاتٍ ,
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلَّذِيْ لَانَبِيَّ بَعْدَهُ ,
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ .
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ , بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ,
وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ ۙ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah !
Tidak terasa saat ini sudah berada di bulan Dzul-Qa’dah tahun 1445 H. Secara bahasa Dzul-Qa’dah terdiri dari dua kosa kata dzu dan qa’dah, dzu artinya pemilik sedangkan qa’dah berarti duduk, hal demikian disebabkan orang-orang Arab pada masa lampau pada bulan Dzul-Qa’dah tidak diperbolehkan melakukan perang (qu’uud ‘anil qitaal), karena bulan ini termasuk bagian dari empat bulan yang dimulyakan atau Asyhurun hurum, yakni bulan Dzul-Qa’dah, Zulhijjah, Muharam dan bulan Rajab.
Selain dari pada itu semenjak disyari’atkan ibadah haji, bulan Dzul-Qa’dah merupakan bulan persiapan keberangkatan calon jemaah haji ke Baitullah, untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Demikian halnya pada tahun ini, calon jemaah haji dari berbagai pelosok dunia termasuk dari tanah air, secara berangsur diberangkatkan menuju ke tanah Suci, sebagai dluyufur-Rahman atau tamu-tamu Allah yang akan melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji.
Semoga para calon jemaah haji diberi keselamatan, kesehatan dan panjang umur, agar bisa menunaikan seluruh kaefiat haji dengan baik dan benar, lebih dari itu mudah-mudahan mereka bisa kembali ke tanah airnya masing-masing dengan selamat serta mendapat predikat haji mabrur. Haji mabrur merupakan predikat yang menjadi idaman seluruh umat Islam, sebab baginda Rasululah SAW menjanjikan keistimewaan khusus bagi yang menyandangnya, yakni akan mendapatkan surga Jannatun-Naim. Sebagaimana Rasulullah sampaikan:
اَلْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
"Tidak ada balasan (yang layak) bagi jamaah haji mabrur kecuali surga," (HR Bukhari).
Hadirin Rahimakumullah !
Lantas, apa sebenarnya yang disebut haji mabrur ? sebagai kunci yang akan mengantarkan seorang jamaah haji ke surga Allah, tempat mulia di akhirat yang kita harapkan bersama !
Secara bahasa, al-mabrur berasal dari kata al-birru yang berarti kebaikan atau kebajikan. Dengan begitu “al-hajjul mabrur” adalah haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan. Dalam pengertian lain kata “al-hajjul mabrur” juga bermakna ibadah haji yang diterima oleh Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pendapat beberapa ulama mengenai. Adapun Imam Nawawi dalam syarah Muslim, menjelaskan bahwa haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri oleh dosa atau kemaksiatan karena imbalannya adalah surga Allah. Oleh karena itu untuk mencapai derajat haji mabrur, diperlukan segala persiapan yang tidak dicampuri dosa. Sehingga rizki yang dipergunakan untuk biaya perjalanan haji harus dari cara yang halal, sebagaimana Rasulullah SAW dalam satu riwayat menyampaikan:
إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ حَاجًّا بنفَقَةٍ طَيِّبَةٍ، وَوَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ، فَنَادَى: لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، زَادُكَ حَلالٌ، وَرَاحِلَتُكَ حَلالٌ، وَحَجُّكُ مَبْرُورٌ غَيْرُ مَأْزُورٍ،, وَإِذَا خَرَجَ بِالنَّفَقَةِ الْخَبِيثَةِ، فَوَضَعَ رِجْلَهُ فِي الْغَرْزِ، فَنَادَى: لَبَّيْكَ، نَادَاهُ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: لا لَبَّيْكَ وَلا سَعْدَيْكَ، زَادُكَ حَرَامٌ وَنَفَقَتُكَ حَرَامٌ، وَحَجُّكَ غَيْرُ مَبْرُورٍ
“Apabila seseorang keluar untuk melaksanakan haji dengan nafkah yang halal dan menapakkan kaki di atas kendaraannya, kemudian berucap: ‘Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu’, memangillah (malaikat) dari langit: ‘Kedatanganmu diterima dan amalmu diterima. Bekalmu halal, kendaraanmu halal dan hajimu mabrur (diterima) dan bukan palsu !’. Dan apabila seseorang keluar untuk melaksanakan haji dengan nafkah yang kotor atau haram, kemudian menapakkan kakinya di kendaraannya, lalu berucap: ‘Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu’, memangillah (malaikat) dari langit: ‘Kedatanganmu ditolak dan amalmu tidak diterima, bekalmu haram dan nafkahmu haram dan hajimu tidak mabrur !’ ” (HR. Tabrani)
Hadirin yang Berbahagia !
Apa yang disampaikan oleh baginda Rasulullah ini memberi peringatan, bahwa untuk mengejar derajat haji mabrur itu sangatlah berat, sebab bukan saja diperlukan pemahaman tentang manasik haji dengan baik dan benar, melainkan juga harus hati-hati dalam memilih sumber rizki untuk keperluan biaya perjalanan haji, atau untuk pemenuhan nafkah diri dan keluarga mesti benar-benar dari rizki yang bersumber dari jalan halal.
Jadi kata kuncinya adalah halal, sebab ibadah haji bukan plesiran. Tetapi bertamu ke tempat suci yang bernama Baitullah, sedangkan Allah SWT hanya akan menerima tamunya manakala menggunakan cara-cara yang tidak tercampur dosa. Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللّٰهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً) (المؤمنون: الآية51)
“Sesungguhnya Allah SWT itu Maha Suci dan tidak menerima kecuali yang suci. Dia memerintahkan orang-orang Mukmin sama seperti yang diperintahkan kepada para Rasul. Dia (Allah) berfirman, ‘Hai para Rasul, makanlah makanan yang baik dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51)
Ma’syiral Muslimin Rahimakumullah !
Apabila orang berharta, dapat menunaikan ibadah haji dengan cara yang halal agar dapat menggapai haji mabrur untuk menuju surga Allah. Namun disisi lain banyak sekali saudara-saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jangankan untuk melaksanakan ibadah haji, berqurban, mengeluarkan zakat infak atau sedekah, memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangatlah sulit, pagi makan, sore tidak tahu, hari ini dapat rizki, besok belum jelas. Namun mereka tak pernah menyerah, tetap gigih berjuang mencari penghidupan dengan tetesan keringat membasahi tubuh, tidak mau berpangku tangan apalagi harus melanggar aturan Allah, sebab takut akan adzab-Nya yang teramat pedih. Disisi lain mereka juga tidak pernah meninggalkan kewajiban pokok seperti shalat dan saum Ramadhan selalu ditunaikan.
Janganlah kecil hati wahai saudara-saudara muslimin-muslimat, andaikan anda sekalian merasa kurang beruntung, mana kala anda sekalian lalui kehidupan dengan penuh kesabaran, maka tetesan keringat anda sekalian nanti di yaumil jaza, akan berbuah menjadi butiran mutiara yang akan membawa kepada keridhaan Allah dan mengantarkannya ke surga Jannatun-Naim.
Dua kelompok yang beda status sosial, namun sama-sama berjuang untuk menggapaai ridha Ilahi, yang pertama dengan kekayaannya dan yang kedua dengan kesabarannya. Apabila keduanya sama-sama datang menghadap Allah melalui jalan yang halal. Maka keduanya mulia dalam pandangan Allah SWT. namun mana kala datang dengan jalan yang tidak halal, rizkinya tercampur dosa, hasil mencuri, menipu atau jalan dzalim. Maka Alah SWT sama sekali tidak membutuhkan kehadirannya, yang demikian akan terperosok ke jurang kehinaan yang teramat dalam, berupa kepedihan siksa di neraka yang sangat kita takuti bersama.
Hadirin yang dirahmati Allah !
Kepada para calon haji, kami sampaikan selamat jalan semoga menjadi haji mabrur. Namun tidak perlu berbangga hati, sebab semua karunia harta adalah anugerah dari yang Maha Kuasa. Demikian pula kepada saudara yang merasa kurang beruntung tidak perlu berputus asa, sebab bisa jadi dengan cara itu, Allah mudahkan jalan mencapai keridhaan-Nya, agar memetik kebahagiaan di akhirat kelak.
Akhirnya, kita adalah para pejuang kehidupan, dimanapun dan sebagai apapun kedudukan kita semua, pada saatnya akan dikembalikan ketempat semestinya berada, sesuai dengan amal dan perbuatannya ketika hidup di alam fana kini. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang istiqomah atau khusnul khatimah, ketika tiba waktunya ajal, saat maut menjemput, ada dalam puncak keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Aamiin ya Rabbal alamii.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللّٰهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ , فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ .
KHUTBAH KEDUA:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى،.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ,
اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدٰى .
أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ , اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ .
وَقَالَ اللّٰهُ تَعاَلَى : إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْن اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ ,
اَللّٰهُمَّ انْصُرْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالنَّاصِرِيْنَ , وَافْتَحْلَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالْفَاتِحِيْنَ , وَاغْفِرْلَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالْغَافِرِيْنَ , وَارْحَمْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ , وَارْزُقْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالرَّازِقِيْنَ , وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا ِمنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ .
رَبَّنَا اٰتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللّٰهِ،, اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ . فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ.