MEMBENTUK GENERASI MUDA YANG KUAT.
Oleh : Jajang Sukandar
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآن
وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّٰهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا , صَدَقَ اللهُ صَدَقَ اللّٰهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ، وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيْمُ، وَنَحْنُ عَلىٰ ذٰلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Marilah kita sama-sama panjatkan puji dan sukur ke hadirat Allah. Alhamdulillah, di tengah kesibukan, kita masih diberikan kekuatan untuk memenuhi panggilan salat Jumat ini. Kekuatan itu tentu tidak lahir dari hati yang kosong tanpa keyakinan bahwa hidup bukan sekadar mengejar nikmat duniawi, tetapi juga nikmat ukhrawi.
Shalawat dan salam juga semoga dilimpahkan pada keluarga dan para sahabatnya, juga mudah-mudahan kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaat darinya. Amin yarabbal alamin.
Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
Pada kesempatan kali ini, khatib akan mengangkat tema khutbah : Membentuk Generasi Muda Yang Kuat.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Generasi muda, terdiri dari dua kata majemuk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian generasi adalah: masa orang dalam satu angkatan; muda merupakan kelompok atau golongan kaum muda. Pengertian keseluruhan dari generasi muda adalah penerus generasi yang akan melanjutkan generasi sebelumnya, dengan rentang usia 17-30 tahun, dan kadang-kadang sampai usia 40 tahun. Rentang usia ini berdasarkan perjalanan kematangan biologis dan psikologis,berdasarkan pernyataan ini maka yang dimaksud dengan generasi muda adalah pemuda dan remaja.
pemuda dan remaja merupakan tulang punggung suatu Negara, penerus estafet perjuangan terhadap bangsanya, pemimpin masa depan (the leader of tomorrow) Sebagaimana syekh Mustofa al-Ghalayaini seorang pujangga Mesir berkata:
إِنَّ فِي يَدِ الشُّبَّانِ أَمْرُ الأُمَّةِ وَ فِي إِقْدَامِهَا حَيَاتُهَ
“Sesungguihnya pada tangan-tangan pemudalah urusan umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan umat”
Artinya Kemajuan bangsa pada masa depan, bergantung pada kualitas generasi mudanya. Hal ini mengindikasikan, bahwa generasi muda dituntut harus memiliki kesiapan untuk menerima tongkat estafeta dari para pendahulu.
Sidang Jumat yang dirahmati Allah
Salah satu tantangan bagi generasi muda di era kemerdekaan adalah ketidak berdayaan atau kelemahan, menurut Prof. Dr. BJ. Habibi, "setidaknya ada lima kelamahan yang harus dihindari oleh generasi muda, yakni lemah moral, lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah etos kerja".
Kekhawatiran terhadap dampak munculnya generasi yang lemah di masa ini dan yang akan datang sudah diinformasikan dalam Al Qur'an surat an-Nisa ayat: 9
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.” (Q.S. al-Nisa’/4:9).
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Perintah untuk mewaspadai munculnya generasi lemah pada ayat itu diungkapkan dalam bentuk kata kerja (fi`il) mudhari yang diawali dengan “lam amar”, lam yang memberikan fungsi perintah (liyakhsya), sehingga terjemahannya “hendaklah mereka takut”. Perintah dengan model seperti ini memberikan fungsi makna bahwa perintah tersebut berlaku saat itu juga dan terus berlangsung ke depannya.
Menurut Ibnu Qayyim dalam kitab Madarij al-Salikin, Salah satu kosa kata dalam Bahasa Arab yang terjemahannya takut, yaitu “khasy-yah”, mengandung arti rasa takut yang dihadapi dengan tenang sambil menyusun strategi untuk mengantisifasinya.
Objek rasa takut pada ayat tersebut secara eksplisit tidak disebutkan, kita mesti takut apa? Ini artinya dampak dari generasi yang lemah sangat banyak, namun garis besarnya ada dua yaitu bisa bersifat vertikal maupun horizontal. Dampak vertikal menyangkut pertanggung-jawaban kepada Allah. Adapun dampak horizontal menyangkut ekses yang terkait dengan relasi antar umat, mulai inferiority (rendah diri), ditindas, dijajah, terbelakang, kemiskinan, kejumudan, dan lain sebagainya.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Dalam surat an Nisa ayat 9 tersebut di atas, ada dua solusi yang ditawarkan agar memilki generasi penerus yang kuat yaitu pertama bertaqwa kepada Allah dan kedua berkata yang benar (jujur).Di samping ini ada tiga strategi lain seperi tercantum dalam hadis nabi yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” عَلِّمُوا أَبْنَاءَكُمُ السِّبَاحَةَ وَالرَّمْيَ ، وَالْمَرْأَةَ الْمِغْزَلَ ” ، عُبَيْدٌ الْعَطَّارُ مُنْكَرُ الْحَدِيثِ
“Ajari anak-anak lelakimu berenang dan memanah, dan ajari menggunakan alat pemintal untuk wanita.” (H.R. Al-Baihaqi).
“Berenang” adalah simbol kekuatan fisik, skill, menguasai medan, dan pengetahuan. “Memanah” adalah simbol keakurasian, fokus, tepat sasaran, konsentrasi, dan sumber daya. “Memintal” simbol menyusun strategi, merapihkan yang berantakan, menyelesaikan masalah, ketelitian, mempersiapkan program.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah.
Berdasarkan suarat An Nisa ayat 9 dan Hadis Riwayat Imam Baihaqi,agar terbentuk generasi muda yang kuat mari kita didik dan bmmbing mereka baik melalui jalur formal maupun nonformal agar menjadi generasi muda yang bertaqwa,berakhlaqul karimah,sehat fisik dan mentalnya,memiliki keterampilan dan dapat bersosilisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Selain usaha tersebut,maka tidak lupa pula berdo’a agar diberi generasi penerus yang kuat atau baik, seperi do’a yang tercantum dalam surat Al Furqon ayat 38 :
رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa,” (QS. Al-Furqon: 38)
Sidang Jumat yang dirahmati Allah
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penjelasan tersebut di atas, tantangan generasi muda di era kemerdekaan adalah menghadapi lima kelemahan yaitu lemah moral (iman), lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah etos kerja, maka untuk mengantisifasinya dengan menerapkan lima olah yaitu pertama olah rasa agar iman kuat, olah rasio agar ilmu meningkat,olah raga agar badan sehat,olah usaha agar ekonomi kuat dan olah kinerja agar produktifitas meningkat.Semoga kita diberi kekuatan lahir dan batin dalam berusaha membentuk generasi yang kuat.Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ الأَيَاتِ وَألذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah kedua
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ