ISTIQOMAH BERIBADAH DI BULAN SYAWAL
Oleh: H. Wiwin, S.Ag., M.I.Kom.
الْحَمْدُ ِللهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا أَخْفَاهُ، الْمُتَكَفِّلُ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَاأَعْطَاهُ.
أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ.
أَمَّا بَعْدُ؛ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَاتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah!
Mengawali khutbah ini marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi kita, nabi penutup dari semua nabi, Rasulullah Muhammad SAW.
Saya sebagai khatib dalam kesempatan ini mengajak kepada hadirin sekalian untuk senantiasa berupaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan senantiasa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah!
Beberapa hari yang lalu baru saja kita meninggalkan bulan Ramadan. Banyak kenangan indah yang kita tinggalkan di bulan yang penuh rahmat dan maghfirah itu. Kita berpuasa di siang hari selama sebulan penuh. Malamnya kita bersama-sama melaksanakan shalat sunnah tarawih dengan berjamaah. Tidak lupa kita juga melaksanakan tadarrus al-Qur’an, baik bersama-sama atau pun sendiri-sendiri.
Di samping itu kita juga memperbanyak amal ibadah lain yang bersifat mal dan sosial. Seperti mengeluarkan sedekah, infak, dan zakat. Kita melakukan semua itu disertai dengan keikhlasan dan didorong oleh keimanan kita kepada Allah SWT.
Di bulan syawal ini kita memang tidak lagi bisa melaksanakan semua amal ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadan. Sebab momentumnya memang beda antara bulan Ramadan dengan bulan Syawal.
Akan tetapi di bulan Syawal ini sesungguhnya kita bisa terus istiqomah melakukan berbagai ibadah kendati tidak persis sama dengan yang dilakukan di bulan Ramadan. Kita bisa terus melaksanakan tadarrus al-Qur’an. Kita bisa terus melaksanakan shalat sunnah pada malam hari (qiyamul lail). Termasuk kita juga bisa terus melaksanakan ibadah puasa. Tentu dalam hal ini ibadah puasa yang kita laksanakan bukan puasa wajib, melainkan ibadah puasa sunnah.
Hadirin sidang jum’at yang berbahagia!
Di bulan syawal ini ada ibadah puasa sunnah yang bisa kita laksanakan. Ibadah puasa sunnah ini khusus hanya ada di bulan syawal, tidak ada di bulan lainnya. Ibadah puasa sunnah yang dimaksud adalah ibadah puasa selama 6 hari di bulan syawal.
Ibadah puasa selama 6 hari di bulan syawal ini sangat istimewa. Mengapa demikian? Sebab kendati hanya dilakukan selama 6 hari, tapi keutamaannya luar biasa.
حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ وَسَعْدِ بْنِ سَعِيدٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ صَاحِبِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ )رواه آبودود/٢٠٧٨ (٨
Telah menceritakan kepada kami (An-Nufaili), telah menceritakan kepada kami (Abdul Aziz bin Muhammad) dari (Shafwan bin Sulaim) serta (Sa’ad bin Sa’id), dari (Umar bin Tsabit Al-Anshari), dari (Abu Ayyub) sahabat nabi shallalahu ‘alaihi wasallam, dari Nabi SAW, beliau berkata: “Barangsiapa yang melakukan puasa pada Bulan Ramadan kemudian diikuti dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka seolah-olah ia berpuasa satu tahun”.
Berdasarkan hadits di atas ibadah puasa selama enam hari pada bulan Syawal memiliki nilai pahala seperti berpuasa selama setahun. Akan tetapi perlu diingat dan dicatat bahwa hal itu jika sebelumnya orang yang berpuasa enam hari pada bulan Syawal itu melaksanakan ibadah puasa wajib di bulan Ramadan. Artinya tidak tiba-tiba melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal itu.
Saat ini kita baru beberapa hari melalui bulan Syawal. Masih ada waktu dan kesempatan bagi kita yang belum melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal untuk melaksanakannya.
Apakah melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal itu harus berturut-turut selama 6 hari atau tidak? Dalam hadits tadi tidak disebutkan berturut-turut atau tidak. Intinya melaksanakan ibadah selama 6 hari di bulan Syawal.
Hadirin sidang jum’at yang dirahmati Allah!
Selain istiqomah melaksanakan ibadah shalat sunnah malam, tadarrus al-Qur’an, atau ibadah puasa, di bulan Syawal ini kita juga bisa terus istiqomah melaksanakan ibadah yang bersifat mal dan sosial. Ibadah yang dimaksud adalah zakat, infaq, dan sedekah.
Zakat, infaq, dan sedekah berarti mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada pihak yang berhak, seperti fakir miskin, anak yatim, dan sebagainya. Zakat, infaq, dan sedekah merupakan ibadah yang pahalanya sangat besar.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 261 dan 262:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 261)
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Artinya:”Orang-orang yang menfkahkan hartanya di jalan kebaikan tanpa menyebut-nyebut pemberiannya, berbangga diri atau menyakiti si penerima, bagi mereka pahala besar yang telah dijanjikan Tuhan. Mereka tidak akan pernah takut dan sedih dalam menghadapi sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 262)
Zakat, infaq, dan sedekah merupakan ibadah yang memiliki dua dimensi, yakni dimensi spiritual dan dimensi sosial. Zakat, infaq, dan sedekah berhubungan dengan Allah SWT Tuhan seru sekalian alam dan sekaligus berhubungan dengan sesama manusia.
Dengan berzakat, berinfaq, atau bersedekah, hal itu berarti kita telah menjalin hubungan baik dengan Allah SWT. Dengan berzakat, berinfaq, dan bersedekah juga berarti kita telah menjalin hubungan baik dengan sesama manusia. Dengan berzakat, berinfaq, dan bersedekah akan mengundang rahmat dan ridho Allah SWT. Dengan berzakat, berinfaq, dan bersedekah pula akan membangun hubungan baik dengan sesama manusia.
Ibadah zakat, infaq, atau sedekah secara tidak langsung akan menciptakan kehidupan yang harmonis, damai, tenteram, dan toleran. Hal itu dikarenakan orang yang berzakat, berinfaq, dan bersedekah akan dihargai dan dihormati oleh mereka yang menerimanya. Di sisi lain orang-orang yang menerima zakat, infaq, atau sedekah akan “menjaga” mereka yang berzakat, berinfaq, atau bersedekah. Orang-orang yang menerima zakat, infaq, atau sedekah tidak akan berani “mengusik” mereka yang berzakat, berinfaq, atau bersedekah.
Hadirin sidang jum’at yang dimuliakan Allah!
Sebagai kesimpulan dari khutbah ini, di bulan Syawal ini kita bisa terus istiqomah melakukan berbagai ibadah seperti yang telah dilakukan di bulan Ramadan. Kita bisa terus melaksanakan tadarrus al-Qur’an, shalat sunnah pada malam hari (qiyamul lail), atau melaksanakan ibadah puasa. Selain itu kita juga bisa istiqomah melaksanakan ibadah yang bersifat mal dan sosial, yakni zakat, infaq, dan sedekah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ