Pencarian

>

FENOMENA HOAX

FENOMENA HOAX

Oleh: Cecen Ahmad Khusaeri


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ لِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ, وَهَدَاهُمْ لِمَا فِيْهِ فَلَاحُهُمْ يَومَ التَّلَاقِ . 

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ, اَلْمَلِكُ الْخَلاَّقِ،. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ الْبَشَرِ عَلٰى الْإِطْلَاقِ . 

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلى يَوْمِ الْفَلَاقِ .

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ : اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . 

فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: أَعُوذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ , بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ,

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَاءٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ


Ma’asyirl Muslimin Rahimakumullah !

Seiring bergulirnya waktu, zaman terus berubah mengikuti arah pemikiran sang khalifah fil-ard  membawa dunia menuju asa yang tak pernah berhenti mengepakkan sayap pembaharuan, mengalir laksana air deras memicu persaingan ketat dalam berbagai bidang kehidupan. 

Jalanan semakin padat dengan lalu-lalang kendaraan berbagai merek dan model menawan, gedung-gedung pencakar langit menghiasi kota-kota besar tak malu bersaing dengan gubuk kecil di sekelilingnya. Orang berdasi pakaian mewah dan brendid berpapasan dengan kuli-kuli mencari sesuap nasi pejuang kehidupan agar keluarganya tidak kelaparan, sungguh fenomena tak pernah terpikirkan oleh kakek-buyut kita di masa lampau yang sudah tenang di alam baka. 

Zaman sekarang sering kali disebut zaman milenium, dimana segalanya serba canggih. Berbagai informasi tidak terhalang jarak dan waktu, kapan saja dimana saja mudah untuk berkomunikasi, bukan hanya dengan orang-orang dekat yang ada di sekeliling kita, tetapi dengan seantero jagat raya tidak terhalang pulau, benua bahkan lintas negara.

Sarana komunikasi seperti Whatsapp, Instagram, Youtube, facebook, tik-tok dan lain sebagainya tentu tidak terpikir oleh manusia tempo dulu. Sekarang bahkan seolah-olah menjadi kebutuhan pokok, hampir dimiliki oleh setiap anak manusia dari kampung sampai kota, mulai anak belia sampai lanjut usia, asik melentikkan jari-jemari mencari sesuatu yang dibutuhkan. Berita, film, lagu, games, belanja dari kendaraan, rumah, pakaian sampai sembako dengan cepat akan menghampiri cukup tinggal “klik” menekan tombol android!


Hadirin Rahimakulullah !

Tentu saja alat komunikasi modern banyak membawa manfaat bagi kehidupan umat manusia, bukan saja sebagai alat komunikasi untuk menambah wawasan dan menyambungkan tali sillaturahmi dengan kerabat dekat, tapi juga untuk mencari bahan berita, atau bahan pelajaran bagi anak sekolah. Pelajar dan mahasiswa menimba ilmu tidak perlu lagi bertemu dengan sang guru, asal ada kuota tinggal “klik” bisa menggunakan jaringan. Para jamaah haji di tanah suci bisa dengan mudah video call bersua-pandang melepas rindu dengan famili di tanah air.  Juga bagi para asatidz menjadi sarana untuk berbagi kebaikan dengan berdakwah atau amar makruf nahyi munkar. 

Namun disamping itu, tidak bisa dihindari alat komunikasi dengan leluasa membuka lebar program-program yang merusak moral anak bangsa. Situs-situs porno dengan mudah masuk kamar bujang atau gadis belia, judi on-line merasuk menjerat sang pemalas penuh lamunan, minuman keras bisa dipesan kapan saja, bahkan bagi para hidung belang begitu mudah bisa janjian dengan sang penjaja cinta. Naudzubillahi min dzalik !

Oleh karena itu, seyogyanya kita sebagai umat Islam berlaku arif dan bijaksana dalam menyikapinya, sehingga tidak terbawa arus kejelekan yang menyesatkan dan membahayakan. Bahkkan selayaknya bisa memberi edukasi terhadap keluarga dan anak-anak kita untuk senantiasa memanfaatkan kemudahan arus informasi menjadi perkara yang positif.


Hadirin yang berbahagia !

Di sisi lain juga maraknya berita bohong atau HOAX tersebar melalui media sosial, hal ini bukan saja membahayakan bagi diri sendiri dan orang lain tetapi juga berlawanan dengan hukum, karena sekali berita yang dibuatnya itu beredar maka tidak bisa ditarik kembali sehingga bisa mengantarkan kepada dosa yang lebih besar. Andaikan beritanya terus beredar maka akan menjadi jariah dalam kesesatan, bagai bola salju yang sulit untuk dihentikan.

Allah Subhanahu wataala, berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَاءٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ 

“Hai orang-orang yang beriman jika datang kepada kamu sekalian seorang yang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan (berita itu), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu sekalian menjadi orang-orang yang menyesal” (Q.S Al-Hujurat : 6).

Rasulullah SAW memerintahkan agar umat Islam menjauhi sikap dan perbuatan dusta sebab akan membawa kepada perbuatan dosa kerusakan, sebagaimana Beliau bersabda:

إيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ

“Jauhilah sikap dusta, karena sesungguhnya dusta itu mengarahkan kepada perbuatan dosa”. (H.R. Bukhari).

Imam Syafi’i (dalam kitab Ar-Risalah) menyampaikan:

أَنَّ الْكَذِبَ الَّذِيْ نَهَاهُمْ عَنْهُ هُوَ الْكَذِبُ الْخَفِيُّ، وَذٰلِكَ الحَدِيْثُ عَمَّنْ لَا يُعْرَفُ صِدْقُهُ

“Sesungguhnya kebohongan yang dilarang adalah kebohongan tak terlihat (kadzib khafi), yakni menceritakan kabar dari orang yang tak jelas apakah ia jujur atau tidak.” 

Hadirin yang berbahagia !

Oleh karena itu bagi umat Islam, segala sesuatu harus dengan niat mencari keridhaan Allah SWT, sehingga pikiran yang keluar tentang kebenaran akan berbuah jadi nilai ibadah karena akan berbuah sebagai amal jariyah.

Mesti diingat bahwa setiap pesan yang disampaikan mengandung konsekuensi pahala dan dosa. Baik secara lisan atau lewat tulisan, akan membawa pada kebaikan atau keburukan. Semestinya bahasa  lisan atau tulisan tidak menjadi alat pengumpul dosa akan tetapi selalu memproduksi pahala. Sebagaimana Rasulullah SAW berpesan:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْلِيَصْمُتْ (رواه البخارى ومسلم)

 

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah  dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini mengingatkan bahwa daripada membuat berita yang buruk, lebih baik diam untuk tidak membuat sesuatu yang bisa menyesatkan orang lain. Maka dalam hal ini bisa dimaknai bahwa membuat berita baik lebih utama daripada diam, namun diam akan lebih bernilai dan bermakna daripada membuat berita yang tidak baik.

Memikirkan dampak yang akan terjadi akibat dari tulisan atau perkataan, merupakan keharusan. Bahkan sedari awal orang-tua selalu mewanti-wanti hal demikian, karena penyesalan hanya akan terjadi dibelakang kelak. Sebagaimana mahfudzat mengatakan:

فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تُعَزَّمْ

“Berfikirlah sebelum bertindak”. (mahfudzat)

Rasulullah SAW bersabda:

 التَّأَنِّى مِنَ اللّٰهِ وَالْعَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ ( رواه البيهكي )

“Sikap berhati-hati itu dari Allah dan sikap tergesa-gesa itu dari syetan”.(HR. Baihaqi.)


Ma’asyirl Muslimin Rahimakumullah !

Demikian bahayanya berita buruk karena akan merusak tatanan kehidupan, merusak persaudaraan, merusak persatuan dan kesatuan, baik dalam skala kecil sampai skala besar tingkat nasional atau dunia Internasional. Sebagai fitnah yang sangat keji sedangkan fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan.

Mudah-mudahan kita semua menjadi umat yang arif, memanfaatkan berbagai sarana komunikasi untuk kemaslahatan umat dan membawa kepada perbaikan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara tercinta ini. 

Amiin ya Rabbal alamiin.

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللّٰهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ . 


KHUTBAH KEDUA:


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. 

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ .

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ . 

أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ : اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . 

 وَقَالَ تَعاَلَى : إِنَّ اللّٰهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 


 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، 

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ،, 

اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّف،. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. 

عِبَادَ اللّٰهِ،: إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ . 

فَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ .