Lembang – Kab. Bandung Barat (Humas Pembimas Katolik)
Umat katolik sebagai entitas
warga Jawa barat khususnya Pegawai, Guru
dan Penyuluh Agama Katolik perlu pengambil bagian dalam menjaga, merawat
kebhinekaan dan memelihara perrsatuan, kesatuan, dan kerukunan guna mewujudkan
persaudaraan sejati.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Drs. H. Mohammad Ali Abdul
Latief, M.Ag dalam kegiatan Penguatan Moderasi Beragama di Hotel Takashimaya
pada 11 s/d 13 Agustus 2023.
“Kebijakan dalam meningkatkan kualitas moderasi beragama dan
kerukunan umat beragama dititikberatkan pada penguatan moderasi beragama dalam
rangka mempererat kerukunan dan menyelesaikan konflik intra dan antarumat beragama.
Hal tersebut selaras yang diucapkan oleh Pembimas Katolik, Rosentina Lopes, dimana
Pemprov Jabar dan Kemenag bekerjasama untuk terus meningkatkan indeks toleran
di Jawa Barat,†ucap Ali.
Ali menyampaikan, bahwa Kemenag dan Pemprov dibawah
kepemimpinan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bersama-sama menunjukan komitmen
tinggi melaksanakan kegiatan Pembangunan di Bidang Keagamaan seusia taglinenya Juara
Lahir Batin.
Dalam arahannya, Ali juga menyampaikan tantangan menjalankan
Moderasi Beragama. Saat ini terdapat perkembang cara pandang, sikap dan praktik
beragama yang berlebihan (ekstrem), yang mengesampingkan martabat kemanusiaan.
Maka perlu memperkuat esensi ajaran agama dalam kehidupan Masyarakat.
“Kini juga berkembangnya klaim kebenaran subyektif dan
pemaksaan kehendak atas tafsir agama serta pengaruh kepentingan ekonomi dan
politik berpotensi memicu konflik. Hal tersebut harus diredam dengan mengelola
keragaman tafsir keagamaan dengan mencerdaskan kehidupan keberagamaan,†jelas Ali.
Terakhir, tantangan Moderasi Beragama adalah berkembangnya
semangat beragama yang tidak selaras dengan kecintaan berbangsa dalam bingkai
NKRI. Maka sebagai ASN di lingkungan Kanwil Kemenag Jawa Barat dalam hal ini
Bimas Katolik, semua harus sama-sama merawat keindonesiaan.
“Moderasi beragama merupakan perekat antara semangat
beragama dan komitmen berbangsa. Di Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah
ber-Indonesia dan ber-Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama,†pungkas Ali.
Penguatan Moderasi Beragama ini dihadiri oleh Kepala Biro Kesra
Pemerintah Daearah Provinsi Jawa Barat Barnas Ajidin, M.M., M.M.Pd., Kepala Bagian
Tata Usaha Kanwil Kemenag Jawa Barat Drs. H. Mohammad Ali Abdul Latief, M.Ag., Pembimas
Katolik Rosentina Lopes, dan para tamu undangan dari Pegawai, Guru, dan
Penyuluh Agama Katolik se-Jawa Barat.
Kontirbutor : Shinta
Editor : Tri Budiono