Pencarian

>

Implementasi Pendidikan Pluralis-Multikulturalisme Di Persekolah

 

OLEH: KURNALI (PENGAWAS MADRASAH)

Pendidikan pluralisme-multikukturalisme menurut Muhammad Ali (2003:99) adalah proses penyadaran yang berwawasan pluralis (secara agama) dan sekaligus berwawasan multikultural (secara budaya). Pendidikann pluralusme-multikultural harus dilihat sebagai bagian dari usaha komperehensif menghindari, mencegah, dan mengulangi konflik bernuansa etnis, dan agama di masa mendatang. Said Agil Husin Al Munawar (2003:213) memandang bahwa pendidikanpluralis-multikulturalismeseyogianyamemfasilitasi proses belajarmengajar yang mengubahperspektifekslusitasdalamberagama yang essensial, penuhprasangkadanbersifatdiskriminatifkeperspektifpluralisme yang menghargaikeragamandanperbedaan, toleransidanbersifatterbuka. Perubahanparadigmatersebutmenuntuttransformasi yang tidakterbatashanyapadadimensikognitif.Membangunkesadaranpluralis-multikulturalismemenurut NgainunNaimdan Ahmad Sauqi (2008:153)akanefektifmanakalamelaluijalurpendidikan. Hal inidisebabkankarenapendidikanadalah instrument yang efektifuntuk proses internalisasidanpenyemaiannilai-nilaipluralisme, danlewatjalurinikesadaranpluralismedapattumbuhsuburdanmemasyarakatsecaraluas.

Pendididikan agama Islamdalam era multireligius-multikulturalsepertisekarangini, diperlukanupaya reorientasidi dalamnya. Menurut pendapat NgainunNaimdan Ahmad Sauqi (2008:153) ada 4 (empat) hal yang dapat dilakukan di dalam reorientasipendidikan agama, yaitu: Pertama,melakukantransformasidari agama kereligiusitas. Kedua, memasukkankemajemukan, terutamakemajemukan agama, sebagaibagiandariupayamemperkayapengalamanberagama.Ketiga,lebihmenekankanpadapembentukkansikap.Keempat,pengajaranilmu-ilmukeislaman, melainkanperludiuraikandimensihistorisdaridoktrin-doktrinkeagamaantersebut.

Reorientasi penddikan agama membutuhkan pendekatan dan pilar di dalam implementasinya di sekolah. Pendekatan dan pilar yang dapat ditawarkan adalah sebagai beriku:

  1. PendidikanPluralis-Multikulturalismesebagai Mata PelajaranWajibdanMuatanLokal

Fuad Abdul HamieddalamYadiRuyadi (2009:369-377) memberikan penjelasan terkait pendekatan sebagai pelajaran wajib dan muatan lokal adalah bahwa pendidikanpluralis-multikulturalismesebagaimatapelajaranadalahsalahsatu model ideal.Ada duakemungkinan, yaitudijadikansebagaimatapelajaranwajib yang termuatdalamkurikulumnasionaldansebagaimatapelajarandalamkurikulummuatanlokal.Keduanyamemilikikeuntungan, dasar, dankendalaKeuntunganpendidikanpluralis-multikulturalismemenjadisebuahmatapelajaranwajibsecarakurikulerdapatdisusundengankebutuhan, kualifikasitenaganpendidikditentukandenganjelas, memungkinkanmunculnyapendekatanadan model pembelajaran.Dasarpertimbanganpendidikanpluralis-multikulturalismemenjadisebuahmatapelajaranwajibadalah; tuntutankondisiobyektifmasyarakat Indonesia, tuntutan UUSPN tahun 2003.Kendalapelaksanaanpendidikanpluralis-multikulturalismemenjadisebuahmatapelajaranwajibadalah; akanmenambahbebankurikulumnasional, sementarakecenderunganpengembangankurikulumnasionaldewasainikearahperampingan.

  1. PendidikanPluralismeTerintegrasidengan Mata Pelajaran yang Relevan

Menurut pandangan Fuad Abdul HamieddalamYadiRuyadi (2009:377-378) bahwa modelintegrasidenganmatapelajaran yang relevandalampelaksanaannyabukanmatapelaran yang berdirisendiri, melainkandititipkanpadabeberapamatapelajaran yang relevandenganpertimbangandanhambatantersendiri. Kemungkinandapatditerapkan model pendidikanpluralis-multikulturalismemelaluiintegrasimatapelajaran yang relevankareanbeberapapertimbanganyaitu; sangatefissienkarenatidakmenambahmatapelajarandan jam pelajarandalamkurikulumnasional, cukupbanyakmatapelajaran yang relevan, seperti; agama, PPKn, B. Indonesia, sosiologi, antropologi, danlainnya. Hambatannyaadalahkurang optimal, dankurangpentingkarenasebagaipelajarantitipan.

  1. PilarPendidikanpluralis-Multikulturaisme

       Padaumumnyapendidikankonvensioanlhanyabersandarpadatigapilarpendidikanyaitu; how to know, how to do, danhow to be.Padakonteksinimenurut NgainunNaimdan Ahmad Sauqi (2008:213-215)yang terpentingadalahpilar yang keempatyaituhow to live and work together with others.Penanamanpilar yang keempatinidapatdilakukandalampraktikpendidikanmelaluiempatpilarlainnyayaitu; pertama,pengembangansikaptoleran, empati, dansimpati.Kedua, membangunsalingpercaya(mutual trust).Ketiga,memeliharasalingpengertian (mutual understanding).Keempat,menjunjungtinggisikapsalingmenghargai.

  1. Model Pembelajaran

Model-model pembelajaranpendidikanlintasbudaya yang pernahditerapkan di SekolahMenengahUmumTerpadu (SMUT) menurut DjudjuSudjana (1997:25-26)dapatdikelompokkankedalambeberapakategori : Model Pengembangan, Model KepekaaandanorientasiKelompok, dan Model Partisipatif. Model Pengembanganadalahpembelajaran yang dikaitkandengantahapanperkembangansiswa. Model KepekaandanOrientasiKelompokmembantuketerbukaanpikirandankepekaansiswaterhadap orang lain. Model PembelajaranPartisipatifadalahpendidikberupayamembantusiswauntukberpartisipasidalamperencanaan program pembelajaran.