Pencarian

>

Cerita Karom dan Jemaah Haji Termuda Warnai Kepulangan Kloter 17 KJT asal Kab Bandung

Majalengka (Humas)


Menunaikan rukun Islam ke-5 ke Tanah Suci adalah impian setiap umat Islam. Ibadah haji yang sejatinya adalah ibadah fisik merupakan sebuah tantangan pada tahapan proses haji apa jadinya melaksanakan ibadah haji sambil 'mengurus' jemaah ?

Pada kepulangan memiliki suatu cerita yang spesial Kloter 17 KJT memiliki ketua rombongan (karom) yang terbilang masih muda, salah satunya adalah Anggi yang berusia 21 tahun.

"Alhamdulillah bagi saya first experience baru bagi saya di umur masih muda dipercaya untuk menanggung banyak tanggung jawabnya " ujarnya, saat diwawancarai humas di Bandara Kertajati, Senin (8/7/2024).

Ia menceritakan bahwa menjadi seorang karom merupakan tanggung jawab yang besar, sebab tugas pokok karom membantu pelaksanaan tugas ketua kloter yang menyertai jemaah haji di bidang pelayanan umum dan ibadah, mengatur, membantu dan menjaga anggota rombongan agar tetap tertib serta dapat mencapai kemabruran dalam melaksanakan ibadah haji.

"Alhamdulillah yang paling menantang itu waktu lempar jumrah, jaraknya jauh dan padat jadi ketika ibadah kanan kiri merangkul kakek dan nenek biar aman," tuturnya. 

Selain itu pengalaman serupa dirasakan oleh Raimanda Febri (20) asal Kecamatan Cileunyi menjadi jemaah haji termuda di kloter 17 KJT yang berangkat dengan ibunda tercintanya. Ia bercerita tentang perasaannya menjadi salah satu jemaah haji dari kabupaten Bandung. 

"Alhamdulillah tidak menyangka bisa berangkat bersama sama ibu sedih dan terharu juga," ujarnya. 

Menjadi jemaah haji termuda ternyata pengalaman yang begitu berharga dan sangatlah berkesan baginya, ia menceritakan terkait proses berlangsungnya ibadah haji dengan begitu antusias senada dengan yang diucapkan Anggi, ia berkata terkait proses ibadah lempar jumrah. 

"Betul dengan kata yang lain, ibadah haji ibadah fisik, yang paling terkenang pada saat lempar jumrah harus berjalan jauh dan hampir menyerah karena kaki sudah terasa sakit tapi Alhamdulillah dapat dilalui dengan lancar semuanya," lanjutnya. 

Melempar jumrah adalah bagian dari wajib haji yang harus dikerjakan oleh para jemaah pada tanggal 10 sampai 13 Dzulhijjah. Lempar jumrah dilakukan dengan cara melempar batu-batu kecil ke tiga tiang yang dianggap sebagai perumpamaan setan (iblis) dan hawa nafsu. Tiang-tiang tersebut berada dalam kompleks jembatan Jamarat, di mana jarak antara tenda di Mina ke Jamarat 3-5 kilometer. 

Keikutsertaan jemaah haji usia muda dan karom dengan usia termuda membuat warna baru pada pemulangan kali ini, ditambah dengan cerita proses ibadah haji dengan begitu ekspresif dari cerita keduanya. Keduanya sepakat, berhaji pada usia muda lebih baik dikarenakan fisik yang masih fit, dan memungkinkan lebih mudah dalam menjalankan semua rangkaian ibadah. 

Saat diwawancarai, mereka berdua pun memberikan pujian bagi seluruh jemaah terutama lansia yang masih bersemangat mengikuti seluruh rangkaian proses ibadah haji.